ILMU & HIDAYAH

Salam

Ilmu ibarat sarana dalam beribadah, sama halnya seperti harta benda. Barangsiapa yang terlena, bisa saja malah terjebak cinta harta dan menuhankan ilmu. Oleh sebab itu perlu kesadaran untuk selalu mengingat Allah dalam setiap amaliyah perbuatan kita didunia ini.

Sebenarnya bisa saja orang memiliki kekuatan daya supranatural tanpa lelaku batiniah seperti puasa dan dzikir, namun dikhawatirkan kelak akan menjadi manusia-manusia yang takabur, pada akhirnya malah kesusahan dalam menjelang mati. Oleh sebab itulah dalam amalan RASASEJATI 
untuk membangkitkan daya linuwih dan solusi bagi semua hajat kehidupan, saya landasi dengan amalan puasa, dzikir dan doa kepada Tuhan YME. Agar anda menyadari bahwa sekuat & sebesar apapun usaha anda dalam meraih kesuksesan & kebahagiaan semua itu semata-mata atas rahmat Tuhan YME. Tanpa ridho dariNYA mustahil hajat kita akan terlaksana. Coba perhatikan berapa banyak orang yang telah berjuang keras dengan tenaga, pikiran, uang-harta dan segudang rencana jeniusnya namun tetap saja gagal?

Alam semesta ini bekerja dibawah mekanisme kekuatan Yang Maha Kuasa. Kita hanya ibarat debu dibelantara luasnya jagad alam semesta, yang hakekatnya sangat lemah dan tidak berdaya. Maka janganlah hanya mengandalkan harta dan ilmu kita yang masih “cethek” (sedikit dan dangkal) ini. Sadarilah kekuasaan Tuhan yang bekerja disekeliling kita. Selaraskan diri anda dengan Qudrat (kuasa) dan iradatNYA (kehendak) niscaya anda akan menyadari bahwa segala kekuatan harta dan ilmu hanya akan bermanfaat bila ada ridho dariNYA. Jika demikian apakah anda masih akan mengandalkan ilmu??

Contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari bagaimana?

Berikut ini saya berikan contoh kasus, namun mohon dipahami bahwa ini bukan dimaksudkan untuk pamer & riya, sungguh niat saya hanya sekedar berbagi ilmu pengetahuan sesuai dengan pengalaman pribadi, bukan sekedar katanya kitab atau dongeng. Semoga ada manfaatnya.

Suatu ketika ada seorang tamu yang berhajat hendak menggelar acara pesta pernikahan, beliau datang kepada saya meminta tolong (doa) agar semua dapat berjalan lancar dan tidak turun hujan sampai acara selesai berlangsung. Maklum, didesa acara seperti ini biasanya dilaksanakan diruas jalan dan dipayungi tenda. Dan saat itu sedang musim penghujan. Sore harinya menjelang hari H, hujan belum juga berhenti. Si bapak A sang empunya hajat sampai beberapa kali menghubungi saya, ia risau bila hujan tak jua berhenti niscaya acara nikah besok pagi akan kacau. Selain ruas jalan akan tergenang air, tenda juga tidak dapat memayungi semua tamu.

Saya memang pernah belajar ilmu Pawang Hujan, sebuah ilmu ghaib (irasional) yang biasa digunakan untuk tujuan memindahkan awan hujan ke lokasi lain. Wajar jika dalam kondisi seperti ini lalu punya niat menggunakan daya ilmu tersebut. Atau menggunakan daya ilmu lain yang serupa khasiatnya misalnya Asma Sirr, Asma Maharaja atau ilmu lainnya. Tetapi harus diingat bahwa sebelum mendayagunakan ilmu ghaib terlebih dulu memohon petunjuk & ridho kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka yang saya lakukan adalah mengawalinya dengan DOA, memohon petunjuk kepada-NYA. Dalam hal ini kita jangan merasa sok bisasok tahu atau sok mampu apalagi sok sakti. Pepatah Jawa mengatakan : “Ojo rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa” artinya jadi orang janganlah merasa paling bisa, tetapi bisalah merasa. Selepas sholat Maghrib itulah saya menggungkap hajat si bapak A kepada gusti Allah. Lalu hidayah (petunjuk) pun datang, ternyata ilmu tolak hujan kali ini menggunakan sedekah!

Anda boleh percaya atau tidak dengan cerita ini, malam itu jam 8 tanpa disangka ada tamu yaitu seorang tetangga dari kampung sebelah datang ke rumah. Ia bercerita bahwa sedang kesulitan uang untuk membayar biaya sekolah kedua putranya. Selama 3 bulan belum terbayar, dan konsekuensinya kelak si anak tidak dapat mengikuti ujian sekolah. Sampai disini saya sudah yakin inilah yang menjadi pintu sedekah tersebut, akhirnya saya sedekahkan uang kepada bapak ini guna membayar biaya sekolah anaknya.

Diluar rumah rintik hujan masih menetes membasahi bumi, jam 9 malam si bapak A kembali menghubungi saya lagi. Saya mencoba menenangkan dirinya dan mengatakan insyaAllah besok pagi tidak akan turun hujan sampai acara selesai. Dan ternyata di hari H memang tidak turun hujan, acara pernikahan berjalan lancar dan pada sore harinya setelah semua perlengkapan tenda-kursi dibongkar barulah awan mendung datang lalu hujan turun dengan cukup deras.

Apa hikmah yang bisa dipetik dari kejadian tersebut?
  • Jikalau kita hanya mengandalkan ilmu lalu mengesampingkan petunjuk dari Sang Maha Kuasa, niscaya besar kemungkinan yang akan didapat hanya kekecewaan dan kegagalan.
  • Selaraskan kekuatan dengan Qodrat-NYA dan berkehendaklah sesuai dengan Iradat-NYA, insyaAllah keterkabulan hajat dan kebahagiaan akan kita dapatkan.
Syech  Athaillah as Sakandari dalam AL-HIKAM bait ketiga memberi wejangan : “Himmah (usaha, tekad, cita-cita) yang menggebu tidak dapat menerobos tirai takdir yang telah ditentukan Allah
Demikian sepenggal kisah dari pengalaman saya dalam aplikasi ilmu RASASEJATI di kehidupan sehari-hari. Semoga dapat dipetik hikmahnya.

***


Sumber, rasasejati.org

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More